VIDEO

Bandung Spirit, 70 Tahun Konferensi Asia Afrika (Prof Darwis Khudori - Le Havre University Prancis)

"Bandung Spirit, Lampau dan Kini, 70 Tahun Konferensi Asia Afrika" ...

"Bandung Spirit, Lampau dan Kini, 70 Tahun Konferensi Asia Afrika"

2025 ini adalah 70 tahunnya Konferensi Asia Afrika, sebuah konferensi dari bangsa-bangsa yang baru bebas dari kolonialisme dan imperialisme yang menyatakan ...bahwa mereka adalah bangsa yang sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Konferensi yang dilakukan di Bandung pada 18-24 April 1955 adalah sumbangan Indonesia yang tepat baru satu dasawarsa menyatakan kemerdekaannya. Dimana di Bandung sebuah kota yang diciptakan oleh para pencerah kolonial tempat dimana sekolah tinggi tehnik pertama di Hindia Belanda didirikan, Technische Hoogeschool, dimana Soekarno seorang Bapak Bangsa Indonesia tumbuh sebagai aktivis mahasiswa melalui kelompok diskusi Bandung, beradu pikiran barat dan timur. Serta mendirikan partai nasional yang dia beri nama Persyarikatan Nasional Indonesia, yang membuat dia dan teman-temannya kemudian ditangkap Pemerintah Belanda atasnama subversi. Disitu pula pidato pledoinya dibacakan, "Indonesia Menggugat".

Pidato inilah yang kemudian menghubungkan beberapa dekade kemudian, dia bersama puluhan negara Asia Afrika menggugat kolonialisme dan imperialisme di gedung Merdeka Bandung, yang sekarang bernama Gedung Asia Afrika. 70 tahun berlalu, negara Asia Afrika yang dulu dipimpin Nasser, Jawaharlal Nehru, Chou En Lai, U Nu dan lainnya mendeklarasikan apa yang dinamakan Deklarasi Bandung atau kita kenal sebagai Dasa Sila, 10 sila dari hasil KAA ini antara lain : Pengormatan HAM dan asasnya seperti dalam Piagam PBB, penghormatan kedaulatan dan integritas setiap negara, persamaan suku bangsa, tidak melakukan intervensi terhadap bangsa lain, penghormatan hak defensif, tidak ekspansif soft power maupun hard power, penyelesaian konflik dengan perdamaian, pemajuan kepentingan bersama dan pengjormatan hukum serta kewajiban internasional.

Hasil-hasil inilah yang kemudian diaebut Semangat Bandung atau Bandung Spirit, spirit yang menjadi legacy bangsa Asia Afrika terhadap penentangan imperialisme dan kolonialisme sebagai paham yang ratusan tahun berkembang terutama dari Bangsa Eropa. Akibat KAA ini situasi dunia berubah, perdamaian dunia tercipta atas dasar penghormatan hak dan kedaulatan negara bangsa yang tumbuh seperti cendawan di musim hujan, mengakhiri era kolonialisme. Maka sebagai bangsa, Indonesia pernah punya kontribusi besar bagi dunia, bagaimana kini? Untuk itu kita akan diskusikan dengan Prof. @Darwis Khudori, seorang Profesor dari Le Havre Prancis. Seorang Indonesia yang berdiaspora ke Eropa dan menjadi salahsatu orang yang menjaga Spirit Bandung melalui Konferensi tahunan Asia Afrika dan mengelola @bandung spirit web yang berjejaring global.[+] Show More

Bandung Spirit, 70 Tahun Konferensi Asia Afrika (Prof Darwis Khudori - Le Havre University Prancis)

"Bandung Spirit, Lampau dan Kini, 70 Tahun Konferensi Asia Afrika" ...

"Bandung Spirit, Lampau dan Kini, 70 Tahun Konferensi Asia Afrika"

2025 ini adalah 70 tahunnya Konferensi Asia Afrika, sebuah konferensi dari bangsa-bangsa yang baru bebas dari kolonialisme dan imperialisme yang menyatakan ...bahwa mereka adalah bangsa yang sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Konferensi yang dilakukan di Bandung pada 18-24 April 1955 adalah sumbangan Indonesia yang tepat baru satu dasawarsa menyatakan kemerdekaannya. Dimana di Bandung sebuah kota yang diciptakan oleh para pencerah kolonial tempat dimana sekolah tinggi tehnik pertama di Hindia Belanda didirikan, Technische Hoogeschool, dimana Soekarno seorang Bapak Bangsa Indonesia tumbuh sebagai aktivis mahasiswa melalui kelompok diskusi Bandung, beradu pikiran barat dan timur. Serta mendirikan partai nasional yang dia beri nama Persyarikatan Nasional Indonesia, yang membuat dia dan teman-temannya kemudian ditangkap Pemerintah Belanda atasnama subversi. Disitu pula pidato pledoinya dibacakan, "Indonesia Menggugat".

Pidato inilah yang kemudian menghubungkan beberapa dekade kemudian, dia bersama puluhan negara Asia Afrika menggugat kolonialisme dan imperialisme di gedung Merdeka Bandung, yang sekarang bernama Gedung Asia Afrika. 70 tahun berlalu, negara Asia Afrika yang dulu dipimpin Nasser, Jawaharlal Nehru, Chou En Lai, U Nu dan lainnya mendeklarasikan apa yang dinamakan Deklarasi Bandung atau kita kenal sebagai Dasa Sila, 10 sila dari hasil KAA ini antara lain : Pengormatan HAM dan asasnya seperti dalam Piagam PBB, penghormatan kedaulatan dan integritas setiap negara, persamaan suku bangsa, tidak melakukan intervensi terhadap bangsa lain, penghormatan hak defensif, tidak ekspansif soft power maupun hard power, penyelesaian konflik dengan perdamaian, pemajuan kepentingan bersama dan pengjormatan hukum serta kewajiban internasional.

Hasil-hasil inilah yang kemudian diaebut Semangat Bandung atau Bandung Spirit, spirit yang menjadi legacy bangsa Asia Afrika terhadap penentangan imperialisme dan kolonialisme sebagai paham yang ratusan tahun berkembang terutama dari Bangsa Eropa. Akibat KAA ini situasi dunia berubah, perdamaian dunia tercipta atas dasar penghormatan hak dan kedaulatan negara bangsa yang tumbuh seperti cendawan di musim hujan, mengakhiri era kolonialisme. Maka sebagai bangsa, Indonesia pernah punya kontribusi besar bagi dunia, bagaimana kini? Untuk itu kita akan diskusikan dengan Prof. @Darwis Khudori, seorang Profesor dari Le Havre Prancis. Seorang Indonesia yang berdiaspora ke Eropa dan menjadi salahsatu orang yang menjaga Spirit Bandung melalui Konferensi tahunan Asia Afrika dan mengelola @bandung spirit web yang berjejaring global.[+] Show More

PM ANTHONY ALBANESE DAN ASIA TENGGARA

Australia pernah menjadi tempat pemerintahan darurat Hindia Belanda ...

Australia pernah menjadi tempat pemerintahan darurat Hindia Belanda ketika Belanda diserbu Jepang. Pemerintahan darurat ini juga memindahkan tahanan-tahanan politiknya termasuk juga yangvada di Boven Digul, cerita itu pernah ditulis oleh ...seorang mantan tahanan Digulis Mohammad Bondan, melalui istrinya Molly Bondan. Bondan adalah pendiri PNI Cabang Cirebon kemudian dia ditangkap seiring dengan pimpinan PNI seperti Sukarno, Maskun, Gatot Mangunpradja dan Supradiatna juga ditangkap dan ditahan dimana kemudian Sukarno kemudian menulis Pledoi Indonesia Menggugat.

Ketika Hatta dan Syahrir datang kembali ke Hindia Belanda dengan maksud mendirikan kembali PNI meneruskan perkuangan para pimpinannya yang ditahan, dengan memberikan nama PNI Baru, Mohammad Bondan kembali mendirikan PNI Baru Cabang Jakarta dan menjadi komisaris PNI Baru Jawa Barat. Belanda kembali menangkapi pimpinan PNI Baru, bersama Hatta dan Syahrir, Bondan dibuang di Boven Digul tahun 1934. Akhirnya ketika datang Jepang tawanan itu dibawa ke Australia dan Belanda mendirikan pemerintahan pengasingan disana. Maka ketika pada persetujuan Renville dibentuk Komisi Tiga Negara, Indonesia memilih Australia menjadi wakil yang duduk sebagai mediator melalui KTN. Ketika kapal-kapal Belanda dari Australia hendak menuju Indonesia dengan membawa persenjataan dan amunisi terjadi pemogokkan buruh di pelabuhan Australia tanda simpati mereka terhadap perjuangan bangsa Indonesia.

Begitulah kira-kira hubungan Australia dan Indonesia terjadi pada masa awal republik. Untuk itu sebagai wakil 'Eropa' di Asia Pasifik yang sangat dekat dengan Indonesia. Hibungan kedua negara ini dan juga Asia Tenggara pada umumnya sangatlah strategis. ketika PM Anthony Albanese menjadi PM Australia yang berhasil mempertahankan kekuasaannya dua periode yang berasal dari partai buruh yang memenangkan pemilu dari kelompok konservatif dan liberal maka harapan terciptanya kondisi kawasan yang stabil akan lebih punya harapan dibandingkan dengan apabila yang menang seperti yang terjadi di Amerika, orang konservatif seperti Donald Trump memimpin negara adidaya. Untuk lebih jelasnya pada hari Minggu tanggal 6 Juli 2025, @Sentir Media seperti biasa akan menggelar diskusi rutin baik offline maupun online dengan tema, " PM A. Albanese dan Politik Kawasan Asia Tenggara" dengan pemantik diskusi Dr. Priyambudi Sulistiyanto pakar Asia Tenggara dari Flinders University.[+] Show More

PM ANTHONY ALBANESE DAN ASIA TENGGARA

Australia pernah menjadi tempat pemerintahan darurat Hindia Belanda ...

Australia pernah menjadi tempat pemerintahan darurat Hindia Belanda ketika Belanda diserbu Jepang. Pemerintahan darurat ini juga memindahkan tahanan-tahanan politiknya termasuk juga yangvada di Boven Digul, cerita itu pernah ditulis oleh ...seorang mantan tahanan Digulis Mohammad Bondan, melalui istrinya Molly Bondan. Bondan adalah pendiri PNI Cabang Cirebon kemudian dia ditangkap seiring dengan pimpinan PNI seperti Sukarno, Maskun, Gatot Mangunpradja dan Supradiatna juga ditangkap dan ditahan dimana kemudian Sukarno kemudian menulis Pledoi Indonesia Menggugat.

Ketika Hatta dan Syahrir datang kembali ke Hindia Belanda dengan maksud mendirikan kembali PNI meneruskan perkuangan para pimpinannya yang ditahan, dengan memberikan nama PNI Baru, Mohammad Bondan kembali mendirikan PNI Baru Cabang Jakarta dan menjadi komisaris PNI Baru Jawa Barat. Belanda kembali menangkapi pimpinan PNI Baru, bersama Hatta dan Syahrir, Bondan dibuang di Boven Digul tahun 1934. Akhirnya ketika datang Jepang tawanan itu dibawa ke Australia dan Belanda mendirikan pemerintahan pengasingan disana. Maka ketika pada persetujuan Renville dibentuk Komisi Tiga Negara, Indonesia memilih Australia menjadi wakil yang duduk sebagai mediator melalui KTN. Ketika kapal-kapal Belanda dari Australia hendak menuju Indonesia dengan membawa persenjataan dan amunisi terjadi pemogokkan buruh di pelabuhan Australia tanda simpati mereka terhadap perjuangan bangsa Indonesia.

Begitulah kira-kira hubungan Australia dan Indonesia terjadi pada masa awal republik. Untuk itu sebagai wakil 'Eropa' di Asia Pasifik yang sangat dekat dengan Indonesia. Hibungan kedua negara ini dan juga Asia Tenggara pada umumnya sangatlah strategis. ketika PM Anthony Albanese menjadi PM Australia yang berhasil mempertahankan kekuasaannya dua periode yang berasal dari partai buruh yang memenangkan pemilu dari kelompok konservatif dan liberal maka harapan terciptanya kondisi kawasan yang stabil akan lebih punya harapan dibandingkan dengan apabila yang menang seperti yang terjadi di Amerika, orang konservatif seperti Donald Trump memimpin negara adidaya. Untuk lebih jelasnya pada hari Minggu tanggal 6 Juli 2025, @Sentir Media seperti biasa akan menggelar diskusi rutin baik offline maupun online dengan tema, " PM A. Albanese dan Politik Kawasan Asia Tenggara" dengan pemantik diskusi Dr. Priyambudi Sulistiyanto pakar Asia Tenggara dari Flinders University.[+] Show More